Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Lentera Hati Priska, Kisah Tuna Netra Peduli Terhadap Sesama

Written By rajablos on Selasa, 27 November 2012 | 00.56


Film Lentera Hati Priska yang menyentuh.

Film Lentera Hati Priska yang menyentuh. (sumber: Istimewa)




Priska saat ini berusia 34 tahun dan selama itu pula ia tidak bisa melihat dunia.

Fimela TV dan DOVE bersama Miles Film, didukung oleh Kick Andy Foundation menghadirkan tayangan istimewa yakni memperkenalkan profil perempuan biasa dalam konsep film pendek berjudul Lentera Hati Priska.

Film Lentera Hati Priska menceritakan kisah perempuan tuna netra bernama lengkap Priskilla Smith Jully yang ditengah keterbatasannya justru sanggup memberi cahaya bagi orang banyak. Ia merupakan pendiri The School of Life (TSOL), yaitu 'rumah' bagi puluhan penyandang cacat, orang terlantar, hingga penderita gangguan jiwa yang berdiri sejak tahun 2006 di Semarang.

Preview perdana film Lentera Hati Priska ini diputar di hadapan sekitar 400 peserta seminar 'Indonesia World of Women (IWOW) conference' yang diselenggarakan sebuah media online, 9 November 2012 lalu di Jakarta.

Sebelum pemutaran perdana, Riri Riza dan Mira Lesmana, produser dari Miles Films mengungkapkan secara singkat proses pembuatan film tersebut.

"Beberapa sosok perempuan sempat diusulkan Kick Andy Foundation, tetapi akhirnya Priska yang terpilih. Dengan segala keterbatasan, Priska memiliki kecantikan yang bisa memberikan makna bagi hidup orang-orang di sekelilingnya," ujar Mira Lesmana.

Priska saat ini berusia 34 tahun dan selama itu pula ia tidak bisa melihat dunia. Namun mata hatinya justru mampu melihat banyak orang yang membutuhkan uluran tangan. Sebelum membantu orang-orang yang kurang beruntung tersebut, Priska harus melewati kehidupan yang cukup sulit.

Sebagai anak yang terlahir tidak diinginkan, beragam cara pengguguran dilakukan orangtuanya sehingga dirinya mengalami cacat. Ia kemudian sempat mencoba untuk melakukan beragam profesi seperti kondektur, penjual kue, penyanyi kafe, preman pasar samapai penyiar radio.

Dengan modal nekat, Priska mengaku mencoba membangun TSOL. Namun ia tidak pernah menyerah untuk melakukan kebajikan. Untuk kehidupan sehari-hari, Priska, tim pengabdi, dan beberapa anak asuhnya turun langsung mencari uang. Mulai dari menjadi pengupas bawang merah, badut pengisi acara resepsi, sampai berjualan sembako dan pakaian bekas.

Film ini dapat disaksikan di Fimela TV, Youtube maupun laman facebook DOVE Indonesia. Dengan melakukan share ke orang lalin, penonton telah ikut mendonasikan Rp100 untuk warga The School of Life.

 

00.56 | 0 komentar | Read More

Empat Mobil Tabrakan Beruntun di "Underpass" Pasar Gembrong





Empat Mobil Tabrakan Beruntun di "Underpass" Pasar Gembrong





Penulis : Fabian Januarius Kuwado | Selasa, 27 November 2012 | 00:34 WIB












JAKARTA, KOMPAS.com - insiden kecelakaan beruntun terjadi di Jalan Basuki Rahmat, tepatnya di underpass Pasar Gembrong yang mengarah ke Duren Sawit, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (26/11/2012) malam. Tak ada korban jiwa atas musibah tersebut.


Rio (38), seorang saksi mata mengatakan, peristiwa itu terjadi pukul 22.00 WIB saat sebuah truk Fuso B 9388 NH pengangkut tanah, melaju dari Kasablanka ke Duren Sawit dengan kecepatan sedang. Melewati underpass yang menurun, saat itulah kecelakaan terjadi.


"Suasana lalu lintas memang sedang antre. Pas turunan, truk itu laju terus, nabrak mobil yang di depannya, begitu terus sampai empat mobil," ujarnya saat ditemui di Kantor Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Timur, Senin malam.


Truk yang hendak mengangkut tanah ke Kranji, Bekasi itu menabrak sebuah mobil Toyota Innova B 1187 KKM hingga mengalami kerusakan berat di bagian belakang.


Tak berhenti hingga di situ, mobil tersebut terdorong dan menabrak Proton Exora B 1893 TZL dan Hyundai B 1418 SJD.


Dari empat kendaraan yang terlibat kecelakaan beruntun, mobil Toyota Innova B 1187 KKM yang dikemudikan Adril (50) dan ditabrak pertama kali oleh truk itu tampak mengalami rusak paling berat dengan kondisi bagian belakang hancur.


"Kalau kata sopirnya pas keluar tadi katanya remnya blong. Dia langsung dibawa polisi," lanjut Rio.


Kini, seluruh pihak yang mobilnya mengalami kerusakan, termasuk sang sopir truk diperiksa di Kantor Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Timur (Satlantaswil Jaktim).


Beberapa pemilik mobil tampak mengikhlaskan insiden tersebut karena menggunakan jasa layanan asuransi. Musibah tersebut sempat membuat arus lalu lintas Jalan Basuki Rahmat menuju Duren Sawit macet hingga 1 kilometer. Aparat kepolisian datang dan mengatur lalu lintas agar tak terjadi penumpukan.

















00.54 | 0 komentar | Read More

Shvedova Sabet Gelar "Comeback Player of The Year"


KOMPAS.com - Yaroslava Shvedova dinobatkan sebagai Comeback Player of The Year oleh WTA. Pemberian penghargaan ini dilatarbelakangi oleh prestasinya yang cukup mengesankan pada 2012, setelah sempat terpuruk dan melorot hingga peringkat ke-259 dunia.

Pada musim 2010, Shvedova sempat memperlihatkan performa yang gemilang sehingga menembus peringkat ke-29 dunia untuk nomor tunggal, yang merupakan posisi terbaik sepanjang kariernya. Dia pun sukses merebut dua gelar grand slam di sektor ganda.

Namun pada awal musim 2011, petaka menghampiri pemain Rusia yang berdomisili di Kazakhstan ini. Dia harus menjalani operasi lutut, dan penampilannya sangat tidak stabil, yang membuatnya terpuruk ke peringkat ke-259.

Nah, pada musim 2012 Shvedova kembali on-fire. Meskipun tak meraih gelar, tetapi petenis berusia 25 tahun ini berhasil membuat kejutan di dua grand slam, yaitu Perancis Terbuka dan Wimbledon. Di Roland Garros, Shvedova mampu menembus babak perempat final usai menaklukkan juara bertahan asal China, Li Na, sebelum ditaklukkan petenis kidal Ceko, Petra Kvitova.

Sedangkan di Wimbledon, Shvedova yang mendapat wild card, berhasil mencapai babak perempat final. Di babak ketiga, dia lebih dulu mengalahkan unggulan ke-10 dari Italia, Sara Errani, dengan membuat "golden set" kedua dalam sejarah tenis - golden set adalah memenangi pertandingan tanpa kehilangan satu poin pun - dengan merebut 24 poin dalam pertandingan selama 15 menit di set pertama, membuat 14 winner dan 0 unforced error. Tetapi di babak keempat dia kalah dari unggulan keenam yang akhirnya jadi juara, Serena Williams.

Shvedova mengawali tahun 2012 dengan posisi di peringkat ke-206. Pada 8 Oktober, dia menembus posisi ke-28, melewati pencapaian tertingginya pada tahun 2010, yaitu peringkat ke-29. Dia berhasil membuat pencapaian tertinggi ketika menduduki peringkat ke-25 pada 29 Oktober, dan mengakhiri tahun 2012 ini di posisi ke-29.

"Saya sangat senang mendapatkan penghargaan ini dan menghormati media yang memilihku," ujar Shvedova, seperti dikutip dari situs resmi WTA, Senin (26/11/2012).

"Saya terkejut ketika mendengar berita ini. Saya sangat senang dan bangga dengan kembalinya aku pada tahun ini. Saya bekerja sangat keras dengan timku untuk melakukan ini dan menyenangkan mendapatkan penghargaan tersebut sekarang. Ini bukan hanya untukku, ini adalah kemenanganku dan juga timku."

Shvedova pun mengakui, hal yang paling berkesan baginya pada tahun 2012 adalah ketika membuat golden set. Menurutnya, hasil yang fantastis itu mungkin hanya terjadi sekali dalam seumur hidup, sehingga sangat spesial.







Editor :


Aloysius Gonsaga Angi Ebo









00.49 | 0 komentar | Read More

Lima Wartawan Kompas Raih Penghargaan PII





Lima Wartawan Kompas Raih Penghargaan PII





Penulis : Tri Agung Kristanto | Senin, 26 November 2012 | 23:30 WIB












JAKARTA, KOMPAS.com -  Lima wartawan Harian Kompas, Senin (26/11) malam menerima penghargaan dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII) tahun 2012. Harian Kompas menyapu bersih lima kategori untuk wartawan yang diberikan oleh PII, dalam malam penghargaan yang diselenggarakan bersamaan dengan Kongres XIX PII tahun 2012 di Hotel Sultan, Jakarta.


Wartawan senior Kompas, Yuni Ikawati Hartono meraih penghargaan Adhiwarta Rekayasa. Penghargaan ini diberikan kepada wartawan yang dinilai berjasa mempublikasikan pengembangan dan aplikasi teknologi melalui media umum, serta mampu turut mendorong pembangunan kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan Negara.


Kegiatan itu dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Penghargaan untuk Yuni diserahkan oleh Ketua Umum PII periode 2009-2012 Said Didu.


Sedangkan empat wartawan Kompas lainnya, yakni Sonya Hellen Sinombor, Dahlia Irawati, Nawa Tunggal, dan Dwi Bayu Radius menerima penghargaan Adhisandya Rekayasa.


Penghargaan ini diberikan sesuai dengan karya tulis yang dihasilkan, yang dinilai menarik di bidang pengembangan atau aplikasi teknologi dan dipublikasikan melalui media massa, serta dipandang mampu turut mendorong pembangunan kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan Negara.


Sonya meraih penghargaan untuk kategori energi, dengan tulisan berjudul Baterai dari Lumpur. Dahlia memenangi kategori ketahanan pangan, dengan karya berjudul Menggoreng Agar Awet.


Bayu meraih penghargaan untuk kategori transportasi dan teknologi dengan tulisan berjudul Mimpi Mobil Hemat BBM Lalu Lalang di Bandung. Nawa meraih penghargaan untuk kategori ketahanan sumberdaya air, dengan artikel berjudul Pembersih Sungai Otomatis. Seluruh karya pemenang dimuat di Harian Kompas.


Selain penghargaan bagi wartawan, Penghargaan PII juga diberikan kepada insinyur atau kelompok insinyur, serta perusahaan yang mampu mengembangkan atau mengaplikasikan teknologi, sehingga bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.


Untuk tahun ini juga diberikan penghargaan untuk kategori Dharma Bakti Insinyur (Lifeachiefment Award). Penghargaan ini, adalah untuk tokoh insinyur nasional yang berjasa mengembangkan dan membantu keinsinyuran melalui PII secara konstruktif dan positif. Pemenang penghargaan ini, adalah Prof Dr Ir Oetarjo Diran dan (almarhum) Prof Dr Ir JA Katili. 


















00.22 | 0 komentar | Read More

Urusan "Cengek" Cuma Datangkan Untung


KOMPAS.com - Wajah Subandi tampak cerah kalau bercerita soal cabe rawit. Tanaman yang nama Latinnya  Capsicum frutescens ini lebih akrab di telinga orang Sunda, Jawa Barat dengan sebutan cengek. "Cengek  saya geluti setelah pensiun," ujar pria kelahiran Karawang ini di Bekasi pada Senin (26/11/2012).




Menurut Sri Suharti, perempuan harus menguasai ilmu dari sandal jepit sampai jepit rambut




Subandi yang pensiun pada Mei 2011 sebagai pegawai negeri sipil (PNS) ini adalah satu dari dua nasabah Program Daya Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk Kota Bekasi yang terbilang sukses memanfaatkan dana kredit dari Program Daya. Rekan Subandi lainnya adalah Sri Suharti.


Menurut Daya Head PT Bank BTPN Tbk David Freddynanto secara nasional sampai dengan 30 September 2012, Program Daya sudah menjangkau 1.053.945 penerima manfaat. Angka ini meningkat 53 persen ketimbang setahun silam.


David menambahkan, Program Daya mengusung tiga pilar utama. Pertama Daya Sehat Sejahtera dan Daya Tumbuh Komunitas. "Program Pak Subandi ini lengkapnya bernama Daya Tumbuh Usaha," terang David.


Subandi bercerita dirinya memilih cabe rawit sebagai usahanya pascapensiun. Secara khusus, menurutnya, usaha penanaman cabe rawit cuma mendatangkan untung. "Enggak ada yang rugi menanam cabe rawit," katanya.


Alasan Subandi simpel saja. Orang Indonesia gemar sekali makanan pedas. Sementara, cabe rawit adalah sumber rasa pedas paling dipilih masyarakat Indonesia. "Pasarnya pun lebih mudah," tutur pemilik tahun kelahiran 1955 ini.


Berbekal keyakinan itu, Subandi memang bekerja giat untuk mengembangkan usahanya. Alhasil, dalam kurun waktu dua tahun, bapak dua anak ini mampu memanen sekitar 1 ton cabe rawit. Modal awalnya di kisaran Rp 9 juta hingga Rp 12 juta itu bisa berkembang berlipat. "Saya bisa mendapat uang sekitar Rp 24 juta," kata warga Perumnas III Bekasi Timur ini.


Sandal jepit hingga jepit rambut


Sementara itu, kisah keberhasilan Sri Suharti lain lagi. Pensiunan Pemprov DKI di bidang kesehatan ini sejak muda memang punya prinsip unik. "Perempuan harus menguasai ilmu dari sandal jepit sampai jepit rambut," katanya sumringah.


Ia mengatakan, dirinya adalah seorang bidan. Tapi, lantaran kesukaannya pada olah raga, ibu tiga cucu ini mengajar senam sejak 1997. "Ini hobi yang saya jalani dan menghasilkan uang," ujar istri dari Rusdi Ramelan ini.


Sri sampai kini masih mengajar senam untuk para lanjut usia anggota komunitas nasabah purnabakti Bank BTPN Bekasi. Setiap minggu pertama Hari Sabtu dan minggu ketiga Hari Jumat dalam bulan, Sri mengisi jadwal senam itu.


Selain senang berolah raga, tutur kelahiran Rawa Badak, Tanjung Priok, Jakarta Utara 57 silam itu, dirinya juga punya minat di bidang katering. Bisnis inilah yang kini dijalani melalui program Bank BTPN tersebut di atas. "Modal dari bank waktu itu Rp 50 juta," katanya.


Lebih lanjut, Sri menerangkan, bisnis katering ini dijalankan bersama adik kandungnya di kawasan Margahayu, Bekasi Timur sejak 2011. Dirinya menginvestasikan dana sementara adiknya yang menjalankan bisnis. "Kalau pesanan sedang bagus, saya bisa mendapat uang hingga Rp 15 juta," kata warga Harapan Jaya, Bekasi Utara.


Saat ini, Sri mengaku mematok dua terget untuk pengembangan usaha. Yang pertama, dirinya ingin memperbesar usaha pelayanan kesehatan di bidang kebidanan.


Sementara, target satu lagi adalah memperbesar usaha tempat senam. Menurutnya, bidang ini terbilang kecil risikonya. "Namun, peminatnya banyak karena sekarang banyak ibu-ibu, khususnya, yang sadar akan kesehatan," demikian Sri Suharti menuturkan harapannya.


00.02 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger