Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Andhika Eks Kangen Band Siap Kembali Dibui

Written By rajablos on Selasa, 13 Agustus 2013 | 00.56


Jakarta - Andhika Mahesa mantan vokalis Kangen Band kini dapat bernapas lega, pasalnya hari ini dirinya mendapat kebebasan dari pihak Lapas Rajabasa, Lampung usai dirinya menjalani hukuman selama 7 Bulan. Namun Andhika mengaku masih was-was dengan proses hukumnya karena banding yang diajukan Jaksa Penuntut Umum terhadap Mahkamah Agung (MA) belum diputus oleh MA. Hal itu diungkapkan kuasa hukum Andhika, Priagus Widodo saat dihubungi melalui telepon oleh Beritasatu.com, Senin (12/8).


"Saat ini Andhika sudah bebas demi hukum karena telah menjalani hukuman selama 7 bulan seperti yang diputuskan oleh Pengadilan Negeri (PN) Bandar Lampung dan Pengadilan Tinggi (PT) Lampung," ungkap Priagus.


Lebih lanjut diungkapkan Priagus, hal yang membuat Andhika agak risau karena hingga kini proses hukumnya di Mahkamah Agung belum putusan meski kini Andhika sudah bebas.


"Yang menganjal adalah, belum adanya putusan dari pihak Mahkamah Agung (MA) terkait masalah ini. Karena kemarin yang banding adalah JPU yang meminta hukuman Andhika selama 10 bulan. Semoga saja apa yang nanti diputus pihak MA sesuai dengan putusan PN dan PT," lanjut Priagus.


Terhadap masalah tersebut, diterangkan Priagus, Andhika siap menghadapi apapun yang nantinya jadi keputusan MA berbeda denga putusn PN dan PT.


"Kondisi Andhika kini sangat bahagia bisa hidup bebas seperti yang lainnya. Dia sudah siap bila nantinya putusan MA berbeda dengan vonis PN dan PT. Meski begitu Andhika masih berharap putusan MA sama dengan vonis PN dan PT," ungkap Priagus.


00.56 | 0 komentar | Read More

PKL Pasar Gembrong yang Kena Pungli, Diminta Lapor Camat





JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Gembrong mengaku membayar pungutan liar agar dapat berjualan.

Camat Jatinegara Syofian Taher mengimbau, jika menemukan ada preman yang melakukan pungutan terhadap PKL, agar melapor kepadanya.

"Kalau ada yang bayar, tangkap orangnya sini. Bawa ke saya. Saya yakin dan percaya, anggota kami tidak ada yang melakukan itu," katanya saat ditemui di Pasar Gembrong, Jakarta Timur, Senin (12/8/2013).

Syofian mengaku akan memberikan kelonggaran kepada PKL untuk berjualan, asal jangan sampai memakan badan jalan.

Sebelumnya, peluang ratusan PKL Pasar Gembrong yang menggunakan Jalan Basuki Rahmat, Jatinegara, Jakarta Timur, untuk terus bertahan, semakin kecil.

Mereka mengaku salah berjualan tak pada tempatnya. Namun, mereka merasa apa yang dilakukan selama ini sudah dibenarkan, karena telah membayar kepada oknum tak bertanggung jawab. Setidaknya, tiap pedagang harus mengeluarkan uang Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu per hari.

Aat (28), pedagang karpet di Pasar Gembrong, mengaku paham betul soal 'setoran gelap' kepada oknum Satuan Polisi Pamong Praja. Menurutnya, hal itu sudah berlangsung bertahun-tahun, para pedagang kerap menyetor kepada oknum petugas Satpol PP.

"Tukang parkir minta uang ke kami juga buat bayar oknum polisi. Dari dulu namanya pedagang kaki lima selalu menjadi lahan basah petugas," tutur Aat yang lapaknya ditertibkan Satpol PP Kecamatan Jatinegara, Senin (12/8/2013).

Seorang pedagang mainan, Ruri hutabarat (38) mengatakan, seluruh pedagang tak keberatan jika Pemprov DKI berniat merelokasi mereka, asal tak dibebankan biaya untuk membeli atau menyewa kios dengan harga tinggi. Ruri hanya meminta keadilan jika pedagang di sana harus ditertibkan

"Kami diminta untuk tidak jualan di trotoar, jangan makan badan jalan. Kami juga minta agar Pemrov DKI membuat kesepakatan dengan pedagang. Jangan hanya setengah-setengah, kami punya keluarga butuh makan," paparnya




Editor : Tjatur Wiharyo
















00.54 | 0 komentar | Read More

Rian Agung Saputro, Menunggu Rejeki Juara





CENGKARENG, KOMPAS.COM - Ganda muda Indonesia, Angga Pratama/Rian Agung Saputro menjalani debut di BWF World Championships dengan finis di perempat final. Mereka belum mampu melewati hadangan ganda senior asal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, saat bertemu di Guangzhou, China, Jumat (9/8/2013). Angga/Rian kalah 13-21, 21-11, 17-21.

Rian sudah pasti menyesali kekalahan tersebut. Mampu memberi perlawanan ketat, mereka akhirnya harus kalah. "Lebih susah melawan diri sendiri. Saat menghadapi ganda senior seperti mereka, kadang belum bisa mengatasi situasi," kata Rian yang ditemui Kompas.com di Bandara Soekarno-Hatta, saat kepulangan dari Guangzhou, China, Senin (12/8/2013) malam.

Setiap kali ada masalah di lapangan, Rian mengaku selalu mendiskusikannya bersama Angga. Masukan dari pelatih jelas jadi sumber untuk memperbaiki permainan. Mereka tidak mau ambil pusing dengan komentar orang yang justru akan melemahkan semangat.

Rasa percaya diri dan menjalani pertandingan dengan enjoy, merupakan kunci Rian saat bermain di lapangan. Dia yakin, semakin banyak bertanding, rasa percaya dirinya akan semakin terbentuk.

"Jumlah pertandingan sih sudah banyak. Tapi belum bisa juara-juara juga. Mungkin belum rejeki," ucapnya tersenyum.




Editor : Pipit Puspita Rini

















00.50 | 0 komentar | Read More

SBY Minta Komite Konvensi Kerja Independen






BOGOR, KOMPAS.com
- Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengumpulkan jajaran Komite Konvensi Partai Demokrat di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (12/8/2013) malam. Apa saja yang dibicarakan?


Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Jero Wacik mengatakan, dalam pertemuan tadi, SBY mengucapkan terimakasih kepada 17 orang yang bersedia bergabung dengan Komite Konvensi. Secara resmi, mereka mulai bekerja hari ini.


"Tugas-tugasnya sudah diserahkan apa saja. Majelis Tinggi hanya mengawasi di belakang," kata Jero seusai pertemuan di kediaman SBY di Cikeas.


Pertemuan tersebut diikuti 16 dari 17 orang yang berada di jajaran Komite Konvensi. Satu orang lainnya tak bisa hadir lantaran tengah berada di luar negeri. Hadir pula Ketua Harian DPP Demokrat Syarief Hasan.


Jero menambahkan, dalam pertemuan, SBY kembali menyebut bahwa Demokrat serius menggelar konvensi. Komite diminta bekerja dengan sungguh-sungguh tanpa gangguan apapun agar dapat mencari calon pemimpin selanjutnya.


Ketua Komite Konvensi Maftuh Basyuni menambahkan, pihaknya akan memulai rapat Selasa (2/8/2013), dengan agenda menyusun program kerja. Nantinya, akan disusun persyaratan mengikuti konvensi. Mereka yang dianggap memenuhi syarat akan diundang Komite Konvensi.


Maftuh memperkirakan perkenalan dan wawancara para calon presiden berlangsung antara September hingga Desember 2013. Setelah itu, akan digelar debat dihadapan publik hingga April 2014.


Dari 16 orang yang hadir tadi telah sepakat bekerja dengan sungguh-sungguh mencari orang yang tepat untuk Presiden yang akan datang. Kami bertekad untuk mensukseskan dan Insya Allah (capres terpilih) bisa memenangkan (pemilu 2014), pungkas Mahtuf.





Editor : Hindra Liauw







Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:











00.23 | 0 komentar | Read More

BI Yakin Nilai Tukar Rupiah Membaik






JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah sudah menguat beberapa hari belakangan. Data per hari ini, nilai tukar berada di posisi Rp 9.929. Bank Indonesia (BI) yakin, rupiah terus akan menguat seiring dengan perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS).

"Meski ketidakpastian global masih tinggi, namun diperkirakan tekanan pada nilai tukar akan berkurang seiring dengan perbaikan ekonomi AS," jelas Direktur Departemen Komunikasi, Peter Jacobs, Jumat, (28/6/2013).

BI berharap, tingkat ekspor akan meningkat seiring perbaikan di negeri Paman Sam. Namun, untuk sementara ini, memang tekanan terhadap rupiah masih ada.

Oleh sebab itu, BI akan mementingkan langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar, moneter, dan makro ekonomi nasional. Namun, BI tidak akan menetapkan angka nilai tukar rupiah untuk bertahan di level nominal tertentu.

BI pun akan mengorbankan cadangan devisa untuk menjaga posisi nilai tukar. Peter bilang, BI tak akan menetapkan angka psikologis cadangan devisa sebesar US$ 100 miliar. Namun ia mengaku tak tahu berapa posisi cadev akhir bulan ini. Pada Mei kemarin, cadev Indonesia sudah menurun ke posisi US$ 105,149 miliar dari sebelumnya US$ 107,269 miliar di bulan April.

Menurut BI, posisi cadev saat ini masih cukup untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. "Karena jauh di atas kebutuhan standar internasional," sebut Peter.

Kemudian, bank sentral ini melihat adanya total outflow yang terjadi sebagai uang panas. Ini pun menurutnya lazim, melihat situasi perekonomian yang tidak pasti. Peter menyatakan posisi outflow sekarang cenderung menurun dan membuat nilai tukar Rupiah relatif stabil.

Untuk itu, BI juga berusaha untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas di pasar. Terlebih, adanya peningkatan kebutuhan valas untuk pembayaran utang luar negeri dan repatriasi keuntungan korporasi. Peningkatan ini umum terjadi di periode akhir bulan dan akhir semester.(Annisa Aninditya Wibawa)




Editor : Bambang Priyo Jatmiko













00.02 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger