Jakarta - Hingga saat ini, musik Melayu sering diidentikkan dengan musik untuk kalangan orang tua dan jarang dibawakan dengan aransemen yang lebih modern. Namun, Jakarta Melayu Festival berniat ingin mengubah persepsi tersebut, dengan menggabungkan musik Melayu dan orkestra.
"Latar belakang kita untuk kembali menggelar konser musik Melayu, yang sebelumnya diadakan Januari lalu, adalah karena saat ini musik Melayu sepertinya tidak punya tempat, baik di ruang-ruang mewah ataupun di media-media. Jarang sekali musik Melayu dibahas mendalam sebagai salah satu kekayaan bangsa kita," ujar Geisz Chalifah, Direktur Gita Cinta Production, dalam acara jumpa pers "Jakarta Melayu Festival: Konser Kemerdekaan Musik Melayu SEROJA", di Gallery Cafe TIM, Jakarta, Senin (19/8).
Menurut Geisz, konsep untuk pagelaran musik Melayu yang digagas oleh Anies Baswedan ini benar-benar berbeda dengan yang pertama. Kali ini, selain Gita Cinta Production bekerja sama dengan Anwar Fauzi Orchestra, Jakarta Melayu Festival juga ingin merangkul generasi muda dengan melibatkan musisi muda seperti Sulis, Fuad Balfas dan Hendri Lamiri.
"Kesulitan utama kita dalam menggelar acara ini adalah mencari artis Melayu Indonesia, terutama dari generasi muda. Kalau artis dangdut banyak, tapi artis Melayu jarang. Akhirnya saya coba meminta bantuan ke beberapa teman di daerah-daerah untuk mencari penyanyi Melayu," lanjutnya.
Lebih lanjut dikatakan Geisz, perbedaan lain yang akan sangat terasa dalam konser mendatang, adalah kegiatan promosi dan panggung yang lebih besar dan nuansanya yang juga berbeda. "Sekarang tidak hanya nuansa kebudayaan, tetapi juga kemerdekaan," tandasnya.
Diungkapkannya lagi, penyanyi dangdut dan juga Melayu yang sudah senior, juga banyak yang akan berpartisipasi di dalam acara ini. Antara lain seperti Iyeth Bustami, Hamdan ATT, Butong, dan lain sebagainya.
"Kita perlu menghidupkan musik Melayu kembali, agar generasi muda mengenal apa itu Melayu, yang termasuk bagian dari kebudayaan kita. Musik Melayu saat ini surut, karena musisinya adanya di pelosok dan berjuang sendiri," ujar Hamdan ATT pula.
Hamdan juga mengaku lebih bangga bila sedang konser dengan membawakan karya-karya musik Melayu. Perasaan yang dia rasakan menurutnya berbeda, bila dibandingkan dengan saat membawakan lagu dangdut.
"Musik Melayu (itu) semuanya indah. Dari lirik yang puitis, kesopanan, dan tariannya. Melayu itu suatu musik yang ditata, bukan asal-asalan," imbuh Hamdan.
Jakarta Melayu Festival akan diselenggarakan pada 30 Agustus 2013, mulai pukul 19.00 WIB, di Birawa Assembly Hall, Bidakara Hotel. Untuk kapasitas penonton, panitia menyediakan 600 tempat duduk. Harga tiket untuk kelas VIP dipatok sebesar Rp350.000, sementara untuk yang reguler senilai Rp250.000.