Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Tampilkan postingan dengan label Megapolitan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Megapolitan. Tampilkan semua postingan

Giliran Ketua RT Bantah Pengakuan Pengusaha Adiguna Sutowo

Written By rajablos on Selasa, 29 Oktober 2013 | 00.54




Adiguna Sutowo bersama Piyu, menggelar jumpa pers untuk klarifikasi kasus perusakan rumah Adiguna Sutowo, di De Hub Cafe, Thamrin City, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2013), Dalam pemberitaan, kasus tersebut membawa-bawa nama isteri Piyu, dalam kesempatan itu keduanya menyatakan itu tidak benar. | Warta Kota/Nur Ichsan









JAKARTA, KOMPAS.com — Pengakuan pengusaha Adiguna Sutowo yang menuturkan bahwa dirinyalah pelaku perusakan pagar rumah dan tiga mobil yang diparkir di rumah istri keduanya, Vika Dewayani, di Jalan Pulomas Barat VII Blok D2, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, kembali dibantah saksi mata.

Nino Tumbolo, Ketua RT 3/10, lingkungan tempat tinggal Adiguna, menyanggah pengakuan mertua aktris Dian Sastrowardoyo itu. "Ah, tidak ada Adiguna di mobil yang dipakai menabrak. Yang ada cuma sopir yang namanya Daryono dan wanita itu," kata Nino saat dihubungi wartawan, Senin (28/10/2013).


Nino yakin keterangan Adiguna hanya untuk mengaburkan fakta. Jelas Adiguna coba menghapus fakta ada seorang wanita yang diduga bernama Florence dalam kasus ini.


"Saya rasa pengakuan Pak Adiguna hanya untuk menutupi siapa wanita itu. Saya yakin polisi juga tidak bodohlah. Mereka pasti bisa ungkap," kata Nino.


Sebelumnya, dalam jumpa pers dengan Piyu PADI, Adiguna mengaku bahwa pelaku penabrakan itu adalah dirinya. Ia juga menampik keterlibatan Florence, istri Piyu, yang disebut-sebut sebagai pelaku perusakan itu. "Yang nubruk ya saya, itu rumah saya, kalau you punya pacar, you samperin ke rumahnya, terus pacar you jalan sama orang lain, you marah enggak?" katanya dalam konferensi pers di Thamrin City, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2013).





Editor : Eko Hendrawan Sofyan


















00.54 | 0 komentar | Read More

Mimpi Basuki, Jakarta Jadi Kota \"E-Government\"

Written By rajablos on Selasa, 22 Oktober 2013 | 00.54






JAKARTA, KOMPAS.com — Munculnya kembali anggaran "siluman" dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI 2013 membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memikirkan langkah strategis selanjutnya untuk mengantisipasi hal itu terjadi kembali.


Salah satunya dengan menerapkan e-budgeting. Ia menginginkan, Jakarta dapat menjadi kota e-government. "Minimal tahun 2014, DKI sudah bisa pakai e-budgeting di APBD 2014. Jadi, nanti semuanya e-government," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (21/10/2013).


Sistem penyusunan anggaran secara elektronik itu sebelumnya telah diterapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Pemkot Surabaya yang dipimpin oleh Tri Rismaharini (Risma) menggunakan sistem e-budgeting untuk menghindari penyelewengan anggaran.


Nantinya, anggaran itu tidak bisa diubah oleh siapa pun. Sebab, password hanya akan diketahui oleh Gubernur DKI Jakarta ataupun otoritas tertentu, seperti Inspektorat DKI. Basuki juga meyakini melalui e-budgeting, tidak semua anggota Dewan akan setuju dengan penerapan kebijakan tersebut.


Pasalnya, saat sistem tersebut dilaksanakan di Surabaya, Risma pun harus berseteru dengan DPRD setempat. Jika tidak setuju dengan e-budgeting, maka Basuki dapat memastikan bahwa merekalah yang merupakan "pemain" anggaran.


Sistem e-budgeting itu akan diaplikasikan secara komputerisasi. Beberapa unit program kerja "siluman" terbanyak berada di Dinas PU DKI. Untuk biaya perbaikan jalan saja, Dinas PU DKI dapat menghabiskan anggaran Rp 200 juta.


Hingga saat ini, kata dia, rencana kebijakan e-budgeting belum dibahas oleh pihak DPRD DKI. Selain e-budgeting, pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) dan pengadaan barang satu pintu dengan e-catalog juga belum ditindaklanjuti oleh DPRD DKI melalui peraturan daerah (perda).


"Kita mau bilang apa kalau DPRD enggak mau? Kita juga enggak bisa menekan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) supaya mau ikuti kita," kata Basuki.





Editor : Eko Hendrawan Sofyan
















00.54 | 0 komentar | Read More

Idul Adha, Bus Transjakarta Mulai Pukul 09.00

Written By rajablos on Selasa, 15 Oktober 2013 | 00.54





JAKARTA, KOMPAS.com — Operasional bus transjakarta pada hari raya Idul Adha 1434 Hijriah, Selasa (15/10/2013) besok, akan dipersingkat. Jika bus transjakarta beroperasi normal mulai pukul 05.00 hingga 23.00 WIB, maka besok bus transjakarta mulai beroperasi pada pukul 09.00-23.00 WIB.


Kepala Humas Unit Pengelola (UP) Transjakarta Sri Ulina Pinem mengatakan, pengurangan waktu operasional itu dilakukan untuk memberi kesempatan kepada para petugas melakukan shalat Idul Adha terlebih dahulu. "Jadi operasional mundur empat jam," kata Ulina saat dihubungi wartawan, Senin (14/10/2013).


Ia mengatakan, sebagian warga Jakarta juga melakukan shalat Id dan pemotongan hewan kurban sehingga jumlah penumpang sedikit. Selain itu, sejumlah koridor transjakarta pun dipergunakan sebagai tempat shalat Id.


Pada hari raya Idul Adha, UP Transjakarta akan tetap melayani 12 koridor dengan mengerahkan 579 bus transjakarta sebagaimana hari biasa. Tidak ada perubahan jumlah petugas dengan hari biasa.


Ulina mengatakan, bus transjakarta akan beroperasi seperti biasa kembali pada Rabu (16/10/2013), yakni mulai dari pukul 05.00 sampai dengan 23.00 WIB. "Supaya para penumpang maklum dan tetap dapat menyesuaikan waktu perjalanan," ujarnya.





Editor : Laksono Hari Wiwoho
















00.54 | 0 komentar | Read More

Kriminolog UI: Perbuatan Tompel Termasuk Perbuatan Ekstrem

Written By rajablos on Selasa, 08 Oktober 2013 | 00.54






JAKARTA, KOMPAS.com - Perbuatan RN alias Tompel (18) yang menyiramkan cairan kimia yang mengandung soda api di bus PPD 213 dinilai termasuk perilaku ekstrem dari seorang pelajar. Hal tersebut dilihat dari pola tindakan yang dilakukan saat melakukan aksinya.


"Peristiwa terjadi di waktu yang tidak lazim. Biasanya tawuran terjadi di saat-saat sehabis ujian dan pada tahun ajaran baru. Yang menarik, pelaku ini kelas tiga. Biasanya yang melakukan tindakan kriminal itu kelas satu atau kelas dua," kata Kriminolog UI, Adrianus Meliala, saat jumpa pers di Mapolres Jakarta Timur, Senin (7/10/2013).


Adrianus menambahkan, siswa yang terlibat kegiatan meresahkan masyarakat seperti tawuran kebanyakan hanya ikut-ikutan. Sementara, yang menjadi provokator hanya segelintir. "(Yang ekstrem) sekitar satu persen atau dua persen itu provokator, tukang kompor dan bahkan berani ngeluarin uang. Namanya kasus ekstrem tidak akan marak atau terjadi di mana-mana. Jangan terlalu gimana gitu, tidak perlu sampai pelajar tidak boleh pakai seragam," ujarnya.


Selain itu, lanjut Adrianus, sebaiknya pelaku kriminal seperti Tompel ini jangan dikucilkan dari masyarakat. Hal ini justru membuat pelaku merasa terbuang dan semakin menjadi-jadi. "Diharapkan, walaupun sulit, (pelaku) tidak lalu kemudian dialienasi atau dikeluarkan dari sekolah. Harus dipertahankan agar tidak langsung terjun ke dunia kriminal," ujarnya.


Adrianus juga menyoroti efek dari pemberitaan yang berlebihan bisa menjadi inspirasi pelajar lain untuk berbuat serupa. "Saya memang memperhatikan, copycat, makin banyak diberitakan, lalu orang terinspirasi, makin banyak diberitakan orang makin banyak meniru," jelas Adrianus.


Sedangkan, saat dikonfirmasi, RN mengakui bahwa tindakannya merupakan aksi balas dendam. Namun, dirinya membantah bila aksinya itu terencana. "Tidak direncanakan itu hanya spontan, enggak tahu kalau penumpang juga kena. Jadi dikasih tahu teman, bahwa di bus ada sekolah yang suka berseteru dengan kita, tapi sekolahnya juga ternyata salah sasaran," kata RN atau Tompel, saat ditemui di Mapolres Jakarta Timur, Senin (7/10/2013).


Selain itu, RN mengaku mendapat cairan yang mengandung soda api tersebut dari adik kelasnya, yang berinisial TGR. Menyusul aksi sadis yang dilakukan RN, sebanyak 13 orang penumpang bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol mengalami luka bakar. Kejadian berlangsung di Jalan Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (4/10/2013) sekitar jam 06.20 WIB.  





Editor : Eko Hendrawan Sofyan
















00.54 | 0 komentar | Read More

Seorang Pria Bunuh Diri di Apartemen Flamboyan

Written By rajablos on Selasa, 01 Oktober 2013 | 00.54






JAKARTA, KOMPAS.com — Warga di Apartemen Kalibata City pada Senin (30/9/2013) malam dikejutkan dengan peristiwa bunuh diri.


Seorang pria tiba-tiba saja menjatuhkan diri dari menara Ebony dan tewas seketika.


Salah seorang saksi mata yang enggan menyebutkan identitasnya menuturkan, pria itu menjatuhkan diri pada pukul 23.00 WIB.


Penjaga kedai masakan Manado Dapa Inga tersebut mendengar suara seperti sebuah barang yang terjatuh. "Pas saya lihat sudah tergeletak pria, sudah berdarah," katanya.


Ketika itu, warga Kalibata City masih ramai berada di area taman tempat terjatuhnya pria berusia sekitar 40 tahun itu.


Warga sekitar, kata saksi itu, langsung terkejut dan berhamburan menghindari pria itu.


Menurutnya, pria itu menggunakan sepatu kets, celana, dan kaus garis-garis berwarna biru.


Aparat kepolisian sudah membuat garis polisi, sementara jenazah sudah ditutup dengan kertas koran. Puluhan warga masih berkerumum di lokasi kejadian.





Editor : Eko Hendrawan Sofyan
















00.54 | 0 komentar | Read More

Arman Depari: Vanny Bukan Saksi dari Kasus Freddy

Written By rajablos on Selasa, 24 September 2013 | 00.54






JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur IV Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen (Pol) Arman Depari, membantah kabar yang mengatakan Vanny adalah saksi dari kasus apapun termasuk kasus gembong narkoba, Freddy Budiman.


"Vanny tidak pernah diperiksa sebagai saksi dari kasus apapun termasuk kasus Freddy Budiman," kata Arman Depari, saat ditemui di Direktorat Narkotika Bareskrim Polri, Jakarta Timur, Senin (23/9/2013).


Arman juga menegaskan, penangkapan Vanny adalah suatu upaya untuk penegakan hukum. Selain itu, untuk mengungkap dan memutus jaringan narkoba. "Kita tidak berniat memenjarakan orang. Tapi, ini usaha untuk mengungkap dan memutus jaringan narkoba," ujarnya.


Kemudian, mengenai permohonan rehabilitasi Vanny Rossyane, Arman mengaku belum menerima surat permohonan rehabilitasi secara resmi. Namun, pihaknya tetap akan memproses jika memang tim kuasa hukum Vanny mengajukan surat permohonan rehabilitasi.


"Sampai saat ini saya secara resmi belum menerima surat tersebut. Jadi saya belum lihat isinya. Tapi kalau memang pengajuan dari keluarga atau kuasa hukum, pasti akan diproses," ujarnya.


Arman menambahkan, untuk menjalani rehabilitasi, sesuai UU Nomor 35 dan diatur dalam Pasal 13 PP Nomor 25, maka seseorang yang akan diajukan rehabilitasi harus melalui assesment.


Proses assesment tersebut dilakukan oleh satu tim yang terdiri dari kedokteran, psikolog, dan assesor. "Kita tidak langsung begitu saja menyetujui. Penyidik akan melihat dan memperhatikan hasil dari assesor. Tidak bisa begitu saja dikabulkan untuk direhab," terang Arman.


Sebelumnya, kuasa hukum Vanny Rossyane, Windu Wijaya, mengaku sudah mengajukan permohonan rehabilitasi sejak hari pertama Vanny ditahan di Direktorat Narkotika Bareskrim Polri, Jakarta Timur.


Namun, permohonan tersebut belum mendapat tanggapan dari pihak penyidik dengan alasan penyidik ingin mengetahui sejauh mana keterlibatan Vanny dalam jaringan narkotika.


Vanny Rossyane adalah tersangka kasus narkoba yang ditangkap petugas Direktorat Narkotika Bareskrim Polri, Senin (16/9/2013), di Hotel Mercure, Jakarta Barat. Vanny tertangkap sedang mengomsumsi narkoba jenis sabu-sabu sendirian di dalam kamar. Petugas menyita dua paket sabu-sabu, satu buah alat hisap (bong), dan satu buah cangklong. Atas perbuatannya tersebut, Vanny dikenakan Pasal 112 UU Nomor 35 Tentang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun atau maksimal 12 tahun penjara.





Editor : Eko Hendrawan Sofyan
















00.54 | 0 komentar | Read More

Pohon di Jakpus Akan Dipasangi Nomor

Written By rajablos on Selasa, 17 September 2013 | 00.54





JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Kota Jakarta Pusat (Jakpus) berencana menata pohon-pohon yang berada di wilayahnya dengan memberikan nomor di pohon tersebut. Tujuannya agar penataan dan pendataan 5.700 pohon di kawasan tersebut menjadi lebih mudah.


Kepala Suku Dinas Pertamanan Jakpus Ratna Diah Kurniati menjelaskan, program penomoran pohon tersebut akan mulai dilakukan secara bertahap pada tahun 2014.


Untuk tahap awal, kata Ratna, pohon-pohon yang berusia tua yang akan terlebih dahulu didata, seperti pohon yang berada di kawasan Menteng. "Tahun depan Menteng prioritas, pohon-pohon tua dulu," ujarnya di gedung Walikota Jakpus, Senin (16/9/2013).


Seiring berjalannya waktu, ke depannya tidak hanya pohon-pohon tua yang akan dipasangi nomor, tetapi juga semua pohon yang berada di Jakpus. "Dengan demikian, bisa untuk bank data juga. Misal, ada pohon yang tumbang, jadi tinggal sebut nomornya dan tim kami akan langsung tahu letaknya di mana," ujarnya.

Tak hanya memberi nomor, pihaknya juga akan melengkapinya dengan nama jenis pohon dan usianya, serta nama latin dari pohon tersebut. Pemberian nomor pada pohon menggunakan cat atau bahan lainnya. Asalkan bahan atau cat itu tidak merusak pohon. "Kita harapkan pohon-pohon bisa seperti di Kebun Raya Bogor, atau bisa seperti di Singapura," kata Ratna.


Selain pemberian nomor pada pohon, Ratna juga akan terus melakukan pemangkasan bagian atas pohon. Hal tersebut dilakukan mengingat cuaca yang kian tidak menentu serta dapat membuat pohon menjadi rusak dan tumbang. Sebagai informasi, wilayah Jakpus yang rawan pohon tumbang adalah kawasan Gambir, Tanah Abang, dan Cempaka Putih. 





Editor : Eko Hendrawan Sofyan
















00.54 | 0 komentar | Read More

Jokowi Ingatkan Kadis Hati-hati Relokasi Warga

Written By rajablos on Selasa, 10 September 2013 | 00.54






JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di DKI adalah lumbung suara bagi partai politik. Oleh sebab itu, Gubernur DKI Joko Widodo mengaku sangat berhati-hati merelokasi warga di DKI. Ia tak ingin dianggap memberangus konstituen dari partai politik tertentu.


"Yang berkaitan dengan memindah orang itu hati-hati. Pindahkan warga Ria Rio, Pluit, harus hati-hati. Jangan sampai memindahkan, nanti dibilang konstituennya partai politik," ujarnya di Balaikota Jakarta Pusat, Senin (9/9/2013).


Pernyataan Jokowi bukannya tanpa alasan. Informasi yang didapatnya dari lapangan menyebut demikian. Oleh sebab itu, informasi itu disampaikan Jokowi kepada seluruh kepala dinas agar tetap berhati-hati dalam mengambil kebijakan.


"Itu nanti bisa jadi goncangan. Itu yang saya maksudkan, saya sampaikan di Rapim," ujar Jokowi.


"Mesti dibaca secara detail. Misalnya saya di dapil situ, wah kalau dipindahkan bisa banyak orang (di wilayah tempat relokasi)," lanjutnya.


Seperti diketahui, proses pencalonan seorang wakil rakyat melalui partai politik memang didesain menggunakan masing-masing wilayah yang dinamakan Daerah Pemilihan. Calon wakil rakyat dari berbagai partai politik dapat bertarung di daerah pemilihan yang sama agar meraih kursi. 





Editor : Eko Hendrawan Sofyan


















00.54 | 0 komentar | Read More

Sisi Barat Waduk Ria Rio Bersih dari Eceng Gondok

Written By rajablos on Selasa, 03 September 2013 | 00.54






JAKARTA, KOMPAS.com —
Upaya normalisasi waduk hingga kini terus dilakukan Pemprov DKI di kawasan Waduk Ria Rio, Pulogadung, Jakarta Timur. Petugas dengan menggunakan ekskavator amfibi masih terus membersihkan tanaman eceng gondok yang memenuhi sisi barat Waduk Ria Rio. 


Berdasarkan pantauan Kompas.com, Senin (2/9/2013), sebanyak empat alat berat yang terdiri dari dua ekskavator amfibi dan dua ekskavator ditempatkan di tepi barat Waduk Ria Rio untuk membersihkan eceng gondok yang memenuhi kawasan tersebut.


Sejauh ini, permukaan air yang sebelumnya ditutupi banyaknya eceng gondok kini nyaris tidak ada lagi. Meski begitu, kondisi air memang tak ideal. Warna air terlihat hitam pekat dan mengeluarkan aroma kurang sedap.


Tumbuhan liar di atas permukaan air itu dipindahkan dengan alat berat dan dikumpulkan pada tepi lahan bagian barat waduk. Permukaan air dari sisi barat hingga tengah waduk pun tampak lebih jelas terlihat.


Kendati demikian, pemandangan berbeda terlihat di sisi selatan dan timur waduk. Tumbuhan eceng gondok masih menutupi permukaan air waduk dan belum tersentuh untuk dibersihkan.


Pelaksana tugas (Plt) Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Yonathan Pasodung mengatakan, pembersihan di lokasi memang masih berlanjut hingga saat ini.


"Pembersihan masih berlanjut, sekarang bisa dilihat di sisi barat waduk itu sudah bersih," kata Yonathan saat dihubungi Kompas.com, Senin (2/9/2013).


Sementara itu, di kawasan sisi utara waduk, tumbuhan eceng gondok masih tampak di tepian waduk yang berbatasan langsung dengan permukiman warga di RT 07 RW 15 Waduk Ria Rio.


Selain itu, terdapat juga sampah rumah tangga yang masih telihat pada tepian permukiman warga yang berbatasan langsung dengan di sisi utara dan timur waduk.


Dirancang untuk taman


Yonathan menjelaskan, lahan yang berada di tepi barat saat ini masih dalam proses grading atau perataan tanah. Lahan itu, menurutnya, sedang dalam proses desain untuk dijadikan sebagai taman.


"Jadi, perlu tambahan tanah merah untuk dibuat kontur untuk taman. Sekarang masih proses desain," ujar Yonathan.


Mengenai lahan di sisi selatan, rencananya dalam masterplan akan dibangun hotel, sedangkan di sisi timur akan dibangun gedung opera. Namun, mengenai detail pastinya, ia mengatakan saat ini masih dalam perencanaan.


"Sementara ini kita masih tunggu skematik desain dari Singapura. Jadi, semacam masterplan secara keseluruhan untuk Waduk Ria Rio," ujarnya.





Editor : Eko Hendrawan Sofyan
















00.54 | 0 komentar | Read More

Si Kembar Dina dan Diki Akan Disekolahkan Kembali

Written By rajablos on Selasa, 27 Agustus 2013 | 00.54





JAKARTA, KOMPAS.com — Dina Lestari dan Diki Wahyudi, sepasang anak kembar berusia 13 tahun, yang putus sekolah selama 2 tahun ini, akan segera kembali bersekolah. Mereka diberi kesempatan bersekolah lagi di SMP Negeri 16 Palmerah.


Hal ini diketahui setelah rumah Rosidah (41) di RT 08 RW 04, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, didatangi oleh petugas Dinas Pendidikan dan Kepala SMPN 16 Palmerah, Senin (26/8/2013) pagi. Kedatangan mereka untuk mendata kedua remaja tersebut dan menyampaikan bahwa Dina dan Diki diperbolehkan melanjutkan sekolah.


"Saya juga kaget waktu saya baru pulang kerja jam 10.00, keluarga saya bilang katanya ada Kepala SMP 16, pokoknya 5 orang. Katanya anak saya mau disekolahin," ujar Rosidah, Senin.


Ketua RT 08 RW 04, Kelurahan Gelora Utara, Asmawi, yang juga merupakan saudara Rosidah, juga kaget ketika dikunjungi oleh petugas tersebut. Ia mengatakan, Kepala SMPN 16 bersama empat orang lain meminta data Diki dan Dina. Setelah itu, petugas tersebut mendatangi rumah Rosidah untuk menyampaikan bahwa Dina dan Diki akan disekolahkan di SMPN 16.


"Selama ini, tidak ada yang turun bantu mereka, saya sendiri saja tidak bisa bantu," ujar Asmawi.


Walaupun kembar, Diki dan Dina beda tingkat kelas. Dina putus sekolah sejak kelas V SD dan sempat tidak naik kelas karena tidak mau sekolah. Dina merasa malu akan keadaan keluarganya setelah rumahnya terbakar. Adapun Diki tidak bisa melanjutkan sekolah di SMP Al-Ikhlas karena tak ada biaya.


"Tadi pagi saya dan Kepala SMP 16, juga beberapa orang dari Dinas Pendidikan, ke rumah anak tersebut. Data sudah diberikan langsung ke dinas, rencananya dalam waktu dekat anak tersebut bisa sekolah di sini. Pihak sekolah juga sudah meminta data anak tersebut dari SMP Al-Ikhlas," kata Sakti, petugas keamanan SMPN 16, yang ikut saat mengunjungi rumah Diki dan Dina.


Selama ini, Rosidah bekerja sebagai buruh cuci baju. Dia tak sanggup memenuhi keperluan perlengkapan sekolah untuk kedua anaknya itu, bahkan untuk biaya hidup sehari-hari pun sudah berat. Sebagai buruh cuci, dia mengaku hanya mendapat upah harian Rp 25.000 di lingkungan tempatnya tinggal.


Sekarang, lanjut Rosidah, Dina dan Diki juga ikut bekerja serabutan dengan menjadi penjaga rental playstation di dekat rumah mereka. Dia berharap kedua anaknya ini masih bisa melanjutkan sekolah, setidaknya sampai tamat SMP.


Rosidah merasa senang anaknya bisa sekolah kembali. Tidak hanya kedua anak kembarnya, anaknya yang pertama pun sampai sekarang tidak bisa mengambil ijazah SMP karena belum melunasi biaya sekolah di SMP Al-Ikhlas.





Editor : Laksono Hari Wiwoho
















00.54 | 0 komentar | Read More

Peluncuran Tiket Harian Berjaminan Ditunda

Written By rajablos on Selasa, 20 Agustus 2013 | 00.54





JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Api Commuter Jabodetabek memundurkan jadwal peluncuran Tiket harian berjaminan atau THB, dari Selasa (20/8/2013) menjadi Kamis (22/8/2013).

"Kami melihat saat ini, baru ramai penumpang karena mereka baru mulai efektif bekerja di kantor pada hari ini setelah libur Lebaran," ujar Kepala Humas PT Kereta Api Commuter Jabodetabek, Eva Chairunisa, Senin (19/8/2013).

Sampai Kamis (22/8/2013), pihak PT KCJ akan melakukan sosialisasi penggunaan THB.

THB merupakan pengganti kartu single trip. THB menggunakan sistem uang jaminan sebesar Rp 5000. THB digunakan untuk satu kali perjalanan KRL pada hari yang sama.

THB memiliki masa tenggang selama tujuh hari setelah tanggal terakhir melakukan perjalanan. Selama masa tenggang itu, penumpang bisa melakukan refund atau meminta kembali uang jaminan dengan menukarkan kartu THB di loket stasiun.

Keputusan penggantian kartu single trip menjadi THB tak lepas dari kasus hilangnya kartu single trip karena penumpang tak mengembalikan tiket di gate keluar. (Mohamad Yusuf)




Editor : Tjatur Wiharyo
















00.54 | 0 komentar | Read More

PKL Pasar Gembrong yang Kena Pungli, Diminta Lapor Camat

Written By rajablos on Selasa, 13 Agustus 2013 | 00.54





JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Gembrong mengaku membayar pungutan liar agar dapat berjualan.

Camat Jatinegara Syofian Taher mengimbau, jika menemukan ada preman yang melakukan pungutan terhadap PKL, agar melapor kepadanya.

"Kalau ada yang bayar, tangkap orangnya sini. Bawa ke saya. Saya yakin dan percaya, anggota kami tidak ada yang melakukan itu," katanya saat ditemui di Pasar Gembrong, Jakarta Timur, Senin (12/8/2013).

Syofian mengaku akan memberikan kelonggaran kepada PKL untuk berjualan, asal jangan sampai memakan badan jalan.

Sebelumnya, peluang ratusan PKL Pasar Gembrong yang menggunakan Jalan Basuki Rahmat, Jatinegara, Jakarta Timur, untuk terus bertahan, semakin kecil.

Mereka mengaku salah berjualan tak pada tempatnya. Namun, mereka merasa apa yang dilakukan selama ini sudah dibenarkan, karena telah membayar kepada oknum tak bertanggung jawab. Setidaknya, tiap pedagang harus mengeluarkan uang Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu per hari.

Aat (28), pedagang karpet di Pasar Gembrong, mengaku paham betul soal 'setoran gelap' kepada oknum Satuan Polisi Pamong Praja. Menurutnya, hal itu sudah berlangsung bertahun-tahun, para pedagang kerap menyetor kepada oknum petugas Satpol PP.

"Tukang parkir minta uang ke kami juga buat bayar oknum polisi. Dari dulu namanya pedagang kaki lima selalu menjadi lahan basah petugas," tutur Aat yang lapaknya ditertibkan Satpol PP Kecamatan Jatinegara, Senin (12/8/2013).

Seorang pedagang mainan, Ruri hutabarat (38) mengatakan, seluruh pedagang tak keberatan jika Pemprov DKI berniat merelokasi mereka, asal tak dibebankan biaya untuk membeli atau menyewa kios dengan harga tinggi. Ruri hanya meminta keadilan jika pedagang di sana harus ditertibkan

"Kami diminta untuk tidak jualan di trotoar, jangan makan badan jalan. Kami juga minta agar Pemrov DKI membuat kesepakatan dengan pedagang. Jangan hanya setengah-setengah, kami punya keluarga butuh makan," paparnya




Editor : Tjatur Wiharyo
















00.54 | 0 komentar | Read More

Rumah Jagal Tetap di Tanah Abang untuk Sementara

Written By rajablos on Selasa, 06 Agustus 2013 | 00.54





JAKARTA, KOMPAS.com- Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah akhirnya mengizinkan rumah pemotongan hewan (RPH) yang beroperasi di lahan bekas PD Dharma Jaya, Pasar Blok G Tanah Abang tetap berlokasi di sekitar kawasan itu untuk sementara waktu.

Keputusan tersebut merupakan hasil musyawarah antara pemerintah, koordinator RPH Tanah Abang Ali Djawas, serta Camat Tanah Abang Hidayatullah. Dalam kesempatan tersebut hadir pula tokoh Tanah Abang, Muhammad Yusuf Muhi, atau yang dikenal dengan sebutan Bang Ucu.


"Alternatif ada dua, dia (Ali) mau cari lokasi yang cocok itu untuk jangka pendek. Kalau buat jangka panjang kita tetap harus tunduk pada peraturan gubernur, bahwa pemotongan hewan nggak bisa di tengah kota," kata Saefullah ditemui usai musyawarah di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2013).


Sebelumnya, keempat orang tersebut menghadiri sebuah acara buka puasa bersama di Masjid Jami' Al Ma'mur, Tanah Abang, Jakarta. Ketika berbincang dengan wartawan, Ucu yang saat itu belum berunding dengan Saefullah soal relokasi RPH ngotot tak mendukung pengosongan rumah jagal. Pasalnya, menurut dia, tukang kambing dan jagal sudah menjadi ikon Tanah Abang.


Ucu pun merasa tidak terima jika pemerintah provinsi (pemprov) dengan kedigdayaannya mengusir lahan kerja warga Tanah Abang. Setelah sebelumnya pemprov menertibkan para pedagang kaki lima (PKL) kini giliran tukang jagal yang harus menyingkir atas nama penegakan perda.


"Itu saya sangat setuju PKL dipindahin begitu. Sekarang, anak-anak saya, ponakan saya, cucu-cucu saya mau dipindahin, hebat banget tuh. Saya sangat setuju, (bahkan) kalau PKL enggak bisa dibina, gua yang babat. Tapi, kalau jagal dipindahin jangan dong," kata Ucu.


Menurut Ucu, Perda yang melarang adanya rumah pemotongan hewan di dalam kota tidak masuk akal. Ia pun tidak setuju dengan peraturan tersebut. Bahkan diakuinya, ia berharap pemerintah bisa merevisi peraturan tersebut.


Di tengah-tengah perbincangan, Ali mengajak Ucu untuk bermusyawarah dengan Saefullah. Namun, kata Ali, Saefullah tidak ingin pembicaraan mereka berlangsung di dalam rumah ibadah.


Alhasil, usai sholat dan perbincangan singkat dengan media, ketiganya menuju di satu rumah makan di bilangan Bendungan Hilir. Camat Tanah Abang, Hidayatullah turut dalam rombongan tersebut guna membahas relokasi rumah jagal.


Pembicaraan itu berlangsung lebih kurang selama satu jam.


"Semua sudah ada solusinya, tadi sudah saya bicarakan. Pokoknya tanggal 11 Agustus 2013 itu kambing mau kita angkat," kata Saefullah perihal hasil musyawarah.


Sementara itu, di dalam rumah makan, Ucu dan rombongan serta Camat Tanah Abang masih berbincang cukup lama.

Ucu, yang awalnya ngotot memeprtahankan lokasi rumah jagal nampak sedikit lega dengan keputusan yang baru saja disepakati.

Jika dipikirkan mendalam kata dia, limbah rumah jagal memang mengganggu lingkungan. Hanya saja, relokasi tidak bisa langsung dilakukan di tempat yang sangat jauh, misalnya Marunda atau Cakung di Jakarta Utara.


Dia menambahkan, karena sudah menjadi tradisi orang Tanah Abang, penataan yang dilakukan Pemprov haruslah dengan penuh kehati-hatian. Hal itu agar tidak memicu kesalahpahaman dengan warga Tanah Abang.


"Saya sudah musyawarah dengan Pak Wali Kota, Pak Camat, Bang Ucu, berempat di sini. Jadi, Pak Wali sudah setujui jagal tidak pindah untuk sementara. Tapi sementaranya tidak ditentukan," tutur Ali.





Editor : Ervan Hardoko
















00.54 | 0 komentar | Read More

Palyja Enggan Tanggapi Pembelian Saham oleh Pemprov DKI

Written By rajablos on Selasa, 30 Juli 2013 | 00.54





JAKARTA, KOMPAS.com — PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) enggan menanggapi klaim Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, yang menyatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan segera mengambil alih kepemilikan Palyja.


Wakil Presiden Direktur Palyja Herawati Prasetyo mengatakan tidak berwenang memberikan pernyataan mengenai alih kepemilikan itu. Hal itu menjadi kewenangan pemilik saham, dalam hal ini PT Suez Environment dan PT Asratel.


"Sebagai manajemen (pengelola), tugas kami adalah memberi pelayanan yang terbaik kepada masyarakat Jakarta. Tapi, yang berhubungan dengan pengambil alihan saham, manajemen Palyja tidak berhak untuk memberikan jawaban tersebut karena itu wewenang dari pihak pemiliki saham," kata Herawati saat ditemui seusai acara buka bersama di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (29/7/2013).


Sebelumnya, Basuki mengancam akan melaporkan pemegang saham Palyja ke Badan Arbitrase Singapura atau akan membekukan saham Palyja. Langkah itu akan dilakukan jika pemegang saham Palyja menjual saham ke Manila Water. Suez Environment dan Astratel menolak menjual saham mereka Palyja kepada Pemprov DKI karena khawatir Pemprov DKI akan kesulitan dalam hal pembayaran.


"Kami menolak Palyja menjual saham terbesarnya kepada Manila Water. Lebih baik jual saja kepada kami, akan kami beli," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (21/6/2013).


Dua pekan lalu, Basuki mengklaim bahwa urusan pengambil alihan saham sudah beres. Pembelian akan dilakukan oleh dua badan usaha milik daerah (BUMD) DKI, yaitu PT Pembangunan Jaya dan PT Jakarta Propertindo. PT Pembangunan Jaya akan membeli seluruh saham Palyja yang dipegang Suez Environment (51 persen) dan PT Jakarta Propertindo akan membeli seluruh saham Palyja yang dimiliki Astratel (49 persen).


"Sudah tidak ada masalah. Pihak Suez Environment (pemilik saham mayoritas Palyja) sudah bersedia untuk menjualnya ke Pemda," ujar Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (18/7/2013).





Editor : Laksono Hari Wiwoho
















00.54 | 0 komentar | Read More

Warung Kebutuhan Pokok di Kalideres Terbakar akibat Lilin

Written By rajablos on Selasa, 23 Juli 2013 | 00.54





JAKARTA, KOMPAS.com — Kebakaran terjadi di sebuah rumah berlantai dua di Jalan Peta Selatan, RT 03/RW 11, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (22/7/2013) sekitar pukul 20.35 WIB. Penyulut kebakaran itu diduga berasal dari lilin yang dinyalakan pemilik rumah.


"Penyebabnya dari lilin yang dinyalakan," kata Firman, petugas operator piket I Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat, saat dihubungi Kompas.com, Senin malam.


Firman mengatakan, lokasi kebakaran merupakan warung barang kebutuhan pokok milik Yongki. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. "Yang terbakar hanya di lantai dua rumah," ujar Firman.


Menurutnya, api baru dapat dipadamkan sekitar satu jam kemudian atau sekitar pukul 21.30 WIB. Sebanyak 17 mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan api.





Editor : Laksono Hari Wiwoho
















00.54 | 0 komentar | Read More

16 Kendaraan Alami Kecelakaan di Jakarta dan Sekitarnya

Written By rajablos on Selasa, 16 Juli 2013 | 00.54





JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang Senin (15/7/2013) ada terjadi setidaknya 16 kendaraan yang mengalami kecelakaan di Jakarta dan sekitarnya.

Berikut ini adalah rangkuman kecelakaan tersebut, seperti dilansir akun Twitter TMC Polda Metro Jaya.

01.27
Truk tangki bermuatan ethanol dengan nomor nomor polisi AD 1822 DF terbakar di Km 55 tol Cikampek arah ke Jakarta

03.05
Sebuah truk tangki bermuatan air mogok karena as patah di Tol Bekasi Timur Km 19 (arah ke Cikarang).

04.20
Mazda bernomor polisi B 1716 FKM masuk ke kolam Bunderan di depan Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta.

05.20
Kecelakaan tunggal pengendara sepeda motor bernomor polisi B 6096 URT di Jalan Gatot Subroto ke arah Slipi, Jakarta. Korban dibawa ke RSAL Dr Mintohardjo

05.20
Honda Jazz B 51 AUU menabrak barrier beton di KM 17 Tol Sunter (arah ke Pluit)

06.14
Dua truk terguling di Tol Cikupa ke arah Tangerang, yaitu di KM 33 dan Km 33,2.

06:33
Kecelakaan melibatkan Nissan B 203 MMM, taksi B 1594 ETA, dan sebuah pick-up, di Km 23,8 Tol Ancol arah ke Pluit.

07.51
Truk kontainer pecah ban di Km 3 Tol Kebon Jeruk (arah ke Karang Tengah)

09.07
Kecelakaan sepeda motor di perlintasan kereta api dekat Jalan Madiun, Menteng, Jakarta.

15.23
Sebuah pick up terguling di Km 11 Tol Cikampek arah Banding.

15.42
Kecelakaan melibatkan mobil boks dan sebuah truk di jalan layang Kebayoran Lama arah ke Pakubuwono.

15.53
Setidaknya dua mobil terlibat dalam kecelakaan di Km 128 Tol Purbaleunyi.




Editor : Tjatur Wiharyo
















00.54 | 0 komentar | Read More

Polisi: Pelapor Hercules Akan Dilindungi

Written By rajablos on Selasa, 09 Juli 2013 | 00.54





JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi akan melindungi pelapor kasus pemerasan yang diduga dilakukan kelompok Hercules Rozario Marcal, dengan cara merahasiakan identitas pelapor dan memasukkan laporan atas nama polisi.

"Jadi sama seperti kasus yang kemarin, kami (polisi) yang akan jadi pelapor, bukan para korban pemerasannya," Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar Hengki Haryadi, Senin (8/7/2013) siang.

Hengki juga mengatakan, kendati para pelapor tidak dihadirkan dalam persidangan, Hercules akan tetap dikenakan hukuman setimpal dengan pasal yang sesuai.

Menurut Hengki, Hercules dan anak buahnya adalah orang yang tidak segan-segan memberikan intimidasi kepada pelapor kasus kejahatan, bahkan kepada saksi peristiwa perbuatan mereka.

Hengki memaparkan, salah satu anggota reskrim Polsektro Tamansari yang menjadi saksi kasus Hercules melawan aparat pun pernah diancam.

"Jangankan masyarakat sipil. Anggota polisi saja diancam sama dia. Kemarin waktu anggota kami diperiksa sebagai saksi di persidangan, pihak Hercules sempat mengancam dia," kata Hengki lagi.

Namun, ketika ditanya soal bentuk ancamannya, Hengki tak menjelaskan.




Editor : Tjatur Wiharyo


















00.54 | 0 komentar | Read More

TA 2013-2014, Pendaftaran Siswa di DKI Gunakan Sistem Zonasi

Written By rajablos on Selasa, 02 Juli 2013 | 00.54





JAKARTA, KOMPAS.com - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di DKI Jakarta untuk Tahun Ajaran 2013-2014 akan menggunakan sistem zonasi secara online. Dengan sistem ini, siswa akan diarahkan untuk bersekolah di dekat rumah, sehingga tingkat kemacetan Ibu Kota bisa dikurangi.

"Dengan sistem ini kita bisa memusatkan pergerakan orang dan kendaraan pada zona tertentu," kata Taufik, di Balaikota Jakarta, Senin (1/7/2013).

Taufik menilai, sistem zonasi akan mengurangi tingkat kemacetan secara signifikan, karena ruang gerak manusia dan kendaraan menjadi lebih pendek atau terbatas. Misalnya, jika seorang warga Duren Sawit bersekolah di Duren Sawit, ruang gerak orang tua yang menjemput anaknya dengan kendaraan pribadi akan terbatas di Duren Sawit.

"Pergerakan siswa dan orangtua menjadi dibatasi. Arus lalu lintas dibatasi hanya di sekitar sekolah dan rumah yang menjadi satu zona kelurahan, kemacetan, atau rayon. Ini langkah untuk mengurangi kemacetan," terang Taufik.

Lebih lanjut, Taufik menjelaskan, PPDB sistem zonasi akan dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur umum dan jalur lokal. Jalur umum terdiri dari siswa luar dan dalam Provinsi DKI Jakarta, sementara jalur lokal untuk warga DKI Jakarta, yang akan dibagi berdasarkan tingkat kelurahan, kecamatan, dan rayon sekolah.

PPDB online tingkat Sekolah Dasar Negeri (SDN), Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) negeri tetap diperbolehkan lintas wilayah (kecamatan, kelurahan dan rayon). Namun, kuota penerimaan siswanya dibatasi menjadi hanya 50 persen untuk SDN dan 45 persen untuk SMPN dan SMAN.

"Jalur lokal untuk siswa yang bertempat tinggal di Jakarta dan dibuktikan dengan kartu keluarga (KK). Sedangkan jalur umum untuk calon peserta didik baru yang rumahnya di Jakarta dan di luar Jakarta, yang berbeda kelurahan, kecamatan, maupun rayon sekolah," ujar Taufik.




Editor : Tjatur Wiharyo




















00.54 | 0 komentar | Read More

Jokowi dan Basuki Bagi-bagi Tugas untuk Ziarah Makam

Written By rajablos on Selasa, 25 Juni 2013 | 00.54





JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam ziarah makam jelang HUT ke-486 Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bagi-bagi tugas. Jokowi ke TMP Kalibata, sementara Basuki ke makam Pangeran Wijaya Kusuma.


Dengan menggunakan pakaian seragam sadariah dibalut dengan sarung biru, Basuki tiba di pemakaman sekitar pukul 07.45 WIB. Basuki langsung disambut oleh Wali Kota Jakarta Barat Fatahillah. Basuki pun didapuk sebagai pemimpin upacara penghormatan ziarah Makam Pangeran Wijaya Kusuma.


Pria yang akrab disapa Ahok itu pun tampak khusuk saat berdoa di depan Makam Pangeran Wijaya Kusuma. "Kepada arwah Pangeran Wijaya Kusuma, beri hormat," kata Basuki seraya memimpin upacara di Makam Wijaya Kusuma, Tubagus Angke, Jakarta Barat, Kamis (20/6/2013).


Setelah berziarah dan tabur bunga ke makam Pangeran Wijaya Kusuma, Basuki atas nama Pemprov DKI memberikan santunan bagi juru kunci (kuncen) makam Pangeran Wijaya Kusuma, Hadidoyo (63). Kemudian, ia bersama Hadidoyo berkeliling menengok lingkungan makam Pangeran Wijaya Kusuma.


Pangeran Wijaya Kusuma merupakan seorang pejuang yang memperjuangkan Jakarta dari tangan pemerintahan VOC Belanda. Selain Basuki, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo juga berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata dan Pemakaman Karet Bivak.


Setelah berziarah di Makam Pangeran Wijaya Kusuma, Basuki pun langsung meluncur ke acara groundbreaking (peletakan batu pertama) pembangunan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Daan Mogot, Jakarta Barat.





Editor : Ana Shofiana Syatiri


















00.54 | 0 komentar | Read More

KOMPAS.com - Megapolitan

Written By rajablos on Selasa, 07 Mei 2013 | 00.54

KOMPAS.com - MegapolitanKOMPAS.comNiat Cari Sekolah, Malah Dikeroyok Mantan SeniorCerminkan Pengusaha Dibeking AparatGudang Setengah Ton Ganja Digerebek, 3 Orang Ditangkap"Jakarta Baru, Jakarta Kita" Jadi Tema HUT DKIBawa Ganja, Tiga Wisatawan Jadi TersangkaKPAI Lindungi Anak-anak Tersangka PerbudakanKapolsek Sepatan Bantah Ada UpetiTepati Janji, Malam-malam Jokowi ke Kampung PuloKomnas PA: Jokowi Salah Sasaran Tetapkan Wilayah Ramah AnakOndel-ondel dan Batik Rasa JepangKeluarga Tersangka Perbudakan Minta Perlindungan KPAIDiduga Kuat, Aparat MembekingiAnak-anak Korban Kebakaran itu Tak Belajar Hadapi UN SDTak Terlibat, Polisi Pulangkan Istri Tersangka Teroris MampangDua Oknum Aparat Sering Dapat Uang Bensin dari Bos Perbudakan


Notice: Undefined index: HTTP_USER_AGENT in /www/cyb2-wskcwp-02/public_html/kompascom2011/index.php on line 13
http://www.kompas.com/ News and Service Tue , 07 May 2013 00:45:08 +0000 id 2013 Kompas Cyber Media hourly 1 http://www.kompas.com http://www.kompas.com/data/images/logo_kompas_putih.gif 144 20 KOMPAS.com, Lebih Lengkap, Lebih Luas http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22470026/Niat.Cari.Sekolah..Malah.Dikeroyok.Mantan.Senior Mon , 06 May 2013 22:47:00 UTC+0700Seorang remaja dikeroyok mantan seniornya ketika ia sedang bersama teman sekolahnya dulu. Jaket &amp; ponsel korban diambil, motornya hampir dirampas. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22470026/Niat.Cari.Sekolah..Malah.Dikeroyok.Mantan.Senior">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22470026/Niat.Cari.Sekolah..Malah.Dikeroyok.Mantan.Senior http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2235106/Cerminkan.Pengusaha.Dibeking.Aparat Mon , 06 May 2013 22:35:10 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/1119141-lks--suasana-pabrik-kuali-yang-terduga-melakukan-praktek-perbudakan--t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Wakil Ketua DPD, laode Ida, menyatakan, perbudakan buruh di Tangerang, merupakan bukti kesewenang-wenangan dan arogansi pemilik modal. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2235106/Cerminkan.Pengusaha.Dibeking.Aparat">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2235106/Cerminkan.Pengusaha.Dibeking.Aparat http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22305292/Gudang.Setengah.Ton.Ganja.Digerebek..3.Orang.Ditangkap. Mon , 06 May 2013 22:30:52 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/04/05/1326375-daun-ganja-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Polda Metro Jaya menggerebek sebuah gudang penyimpanan ganja di Cipayung, Jaktim. Ditemukan setengah ton ganja dan tiga pelakunya ditangkap. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22305292/Gudang.Setengah.Ton.Ganja.Digerebek..3.Orang.Ditangkap.">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22305292/Gudang.Setengah.Ton.Ganja.Digerebek..3.Orang.Ditangkap. http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2217016/Jakarta.Baru..Jakarta.Kita.Jadi.Tema.HUT.DKI Mon , 06 May 2013 22:17:01 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/1640318-prescon-hut-jkt-486-t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">HUT ke-486 DKI Jakarta diperingati dengan logo khusus dan tema &quot;Jakarta Baru, Jakarta Kita&quot;. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2217016/Jakarta.Baru..Jakarta.Kita.Jadi.Tema.HUT.DKI">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2217016/Jakarta.Baru..Jakarta.Kita.Jadi.Tema.HUT.DKI http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2210427/Bawa.Ganja..Tiga.Wisatawan.Jadi.Tersangka Mon , 06 May 2013 22:10:42 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/04/05/1326375-daun-ganja-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Tiga wisatawan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, ditetapkan sebagai tersangka kasus narkoba karena kedapatan membawa ganja. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2210427/Bawa.Ganja..Tiga.Wisatawan.Jadi.Tersangka">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2210427/Bawa.Ganja..Tiga.Wisatawan.Jadi.Tersangka http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22010730/KPAI.Lindungi.Anak.anak.Tersangka.Perbudakan Mon , 06 May 2013 22:01:07 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/1952533-budak-kpai-t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Anak-anak tersangka kasus perbudakan terintimidasi. KPAI menyediakan rumah berlindung atau safe house bagi anak-anak Yuki Irawan. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22010730/KPAI.Lindungi.Anak.anak.Tersangka.Perbudakan">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22010730/KPAI.Lindungi.Anakanak.Tersangka.Perbudakan http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21550374/Kapolsek.Sepatan.Bantah.Ada.Upeti Mon , 06 May 2013 21:55:03 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/1119141-lks--suasana-pabrik-kuali-yang-terduga-melakukan-praktek-perbudakan--t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Kapolsek Sepatan Ajun Komisaris Sunaryo, membantah mendapat upeti dari pihaknya YI alias Yuki 41, pengusaha kuali yang memperbudak 34 buruh. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21550374/Kapolsek.Sepatan.Bantah.Ada.Upeti">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21550374/Kapolsek.Sepatan.Bantah.Ada.Upeti http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21223491/Tepati.Janji..Malam.malam.Jokowi.ke.Kampung.Pulo Mon , 06 May 2013 21:22:34 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/2114052-jokowi-ke-lokasi-kebakaran-kampung-pulo-t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menepati janjinya mengunjungi lokasi kebakaran di Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jaktim, Senin malam. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21223491/Tepati.Janji..Malam.malam.Jokowi.ke.Kampung.Pulo">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21223491/Tepati.Janji..Malammalam.Jokowi.ke.Kampung.Pulo http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21121390/Komnas.PA.Jokowi.Salah.Sasaran.Tetapkan.Wilayah.Ramah.Anak Mon , 06 May 2013 21:12:13 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/1009259-jokowi-camat-t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Rencana Gubernur DKI Joko Widodo menjadikan Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat sebagai wilayah ramah anak dinilai salah sasaran. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21121390/Komnas.PA.Jokowi.Salah.Sasaran.Tetapkan.Wilayah.Ramah.Anak">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21121390/Komnas.PA.Jokowi.Salah.Sasaran.Tetapkan.Wilayah.Ramah.Anak http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21000742/Ondel.ondel.dan.Batik.Rasa.Jepang Mon , 06 May 2013 21:00:07 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/2100061-20130506dia1kurumie.jpg-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Ondel-ondel dan kain batik menjadi salah satu motif karya kurumie yang dipamerkan di Japan Foundation, di Gedung Summitmas, Jakarta. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21000742/Ondel.ondel.dan.Batik.Rasa.Jepang">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21000742/Ondelondel.dan.Batik.Rasa.Jepang http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20542041/Keluarga.Tersangka.Perbudakan.Minta.Perlindungan.KPAI. Mon , 06 May 2013 20:54:20 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/1952533-budak-kpai-t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Keluarga tersangka penyekapan buruh pada Senin 6/5/2013 petang mendatangi Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI untuk meminta perlindungan. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20542041/Keluarga.Tersangka.Perbudakan.Minta.Perlindungan.KPAI.">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20542041/Keluarga.Tersangka.Perbudakan.Minta.Perlindungan.KPAI. http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20540457/Diduga.Kuat..Aparat.Membekingi Mon , 06 May 2013 20:54:04 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/05/1958114-lks-tempat-perbudakan-buruh-t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Anggota Komisi IX DPR RI, Zuber Safawi, meminta penegak hukum tidak hanya menindak pengusaha panci CV Cahaya Logam, Tangerang. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20540457/Diduga.Kuat..Aparat.Membekingi">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20540457/Diduga.Kuat..Aparat.Membekingi http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20481799/Anak.anak.Korban.Kebakaran.itu.Tak.Belajar.Hadapi.UN.SD Mon , 06 May 2013 20:48:17 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/1058087-set-kebakaran-kampung-pulo--t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90"> <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20481799/Anak.anak.Korban.Kebakaran.itu.Tak.Belajar.Hadapi.UN.SD">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20481799/Anakanak.Korban.Kebakaran.itu.Tak.Belajar.Hadapi.UN.SD http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20460678/Tak.Terlibat..Polisi.Pulangkan.Istri.Tersangka.Teroris.Mampang Mon , 06 May 2013 20:46:06 UTC+0700Polisi telah memulangkan Syarifa, istri terduga teroris Sefa Riano yang menempati rumah kontrakan di Jalan Bangka 2F, Pela Mampang, Jaksel. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20460678/Tak.Terlibat..Polisi.Pulangkan.Istri.Tersangka.Teroris.Mampang">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20460678/Tak.Terlibat..Polisi.Pulangkan.Istri.Tersangka.Teroris.Mampang http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2032466/Dua.Oknum.Aparat.Sering.Dapat.Uang.Bensin.dari.Bos.Perbudakan Mon , 06 May 2013 20:32:46 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/04/1602526-perbudakan-tangerang-t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Dua oknum anggota Polisi dan TNI berinisial HS dan S diketahui sering menerima uang bensin dari tersangka kasus perbudakan. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2032466/Dua.Oknum.Aparat.Sering.Dapat.Uang.Bensin.dari.Bos.Perbudakan">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2032466/Dua.Oknum.Aparat.Sering.Dapat.Uang.Bensin.dari.Bos.Perbudakan


KOMPAS.com - MegapolitanKOMPAS.comNiat Cari Sekolah, Malah Dikeroyok Mantan SeniorCerminkan Pengusaha Dibeking AparatGudang Setengah Ton Ganja Digerebek, 3 Orang Ditangkap"Jakarta Baru, Jakarta Kita" Jadi Tema HUT DKIBawa Ganja, Tiga Wisatawan Jadi TersangkaKPAI Lindungi Anak-anak Tersangka PerbudakanKapolsek Sepatan Bantah Ada UpetiTepati Janji, Malam-malam Jokowi ke Kampung PuloKomnas PA: Jokowi Salah Sasaran Tetapkan Wilayah Ramah AnakOndel-ondel dan Batik Rasa JepangKeluarga Tersangka Perbudakan Minta Perlindungan KPAIDiduga Kuat, Aparat MembekingiAnak-anak Korban Kebakaran itu Tak Belajar Hadapi UN SDTak Terlibat, Polisi Pulangkan Istri Tersangka Teroris MampangDua Oknum Aparat Sering Dapat Uang Bensin dari Bos Perbudakan


Notice: Undefined index: HTTP_USER_AGENT in /www/cyb2-wskcwp-02/public_html/kompascom2011/index.php on line 13
http://www.kompas.com/ News and Service Tue , 07 May 2013 00:45:08 +0000 id 2013 Kompas Cyber Media hourly 1 http://www.kompas.com http://www.kompas.com/data/images/logo_kompas_putih.gif 144 20 KOMPAS.com, Lebih Lengkap, Lebih Luas http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22470026/Niat.Cari.Sekolah..Malah.Dikeroyok.Mantan.Senior Mon , 06 May 2013 22:47:00 UTC+0700Seorang remaja dikeroyok mantan seniornya ketika ia sedang bersama teman sekolahnya dulu. Jaket &amp; ponsel korban diambil, motornya hampir dirampas. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22470026/Niat.Cari.Sekolah..Malah.Dikeroyok.Mantan.Senior">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22470026/Niat.Cari.Sekolah..Malah.Dikeroyok.Mantan.Senior http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2235106/Cerminkan.Pengusaha.Dibeking.Aparat Mon , 06 May 2013 22:35:10 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/1119141-lks--suasana-pabrik-kuali-yang-terduga-melakukan-praktek-perbudakan--t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Wakil Ketua DPD, laode Ida, menyatakan, perbudakan buruh di Tangerang, merupakan bukti kesewenang-wenangan dan arogansi pemilik modal. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2235106/Cerminkan.Pengusaha.Dibeking.Aparat">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2235106/Cerminkan.Pengusaha.Dibeking.Aparat http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22305292/Gudang.Setengah.Ton.Ganja.Digerebek..3.Orang.Ditangkap. Mon , 06 May 2013 22:30:52 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/04/05/1326375-daun-ganja-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Polda Metro Jaya menggerebek sebuah gudang penyimpanan ganja di Cipayung, Jaktim. Ditemukan setengah ton ganja dan tiga pelakunya ditangkap. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22305292/Gudang.Setengah.Ton.Ganja.Digerebek..3.Orang.Ditangkap.">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22305292/Gudang.Setengah.Ton.Ganja.Digerebek..3.Orang.Ditangkap. http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2217016/Jakarta.Baru..Jakarta.Kita.Jadi.Tema.HUT.DKI Mon , 06 May 2013 22:17:01 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/1640318-prescon-hut-jkt-486-t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">HUT ke-486 DKI Jakarta diperingati dengan logo khusus dan tema &quot;Jakarta Baru, Jakarta Kita&quot;. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2217016/Jakarta.Baru..Jakarta.Kita.Jadi.Tema.HUT.DKI">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2217016/Jakarta.Baru..Jakarta.Kita.Jadi.Tema.HUT.DKI http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2210427/Bawa.Ganja..Tiga.Wisatawan.Jadi.Tersangka Mon , 06 May 2013 22:10:42 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/04/05/1326375-daun-ganja-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Tiga wisatawan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, ditetapkan sebagai tersangka kasus narkoba karena kedapatan membawa ganja. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2210427/Bawa.Ganja..Tiga.Wisatawan.Jadi.Tersangka">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2210427/Bawa.Ganja..Tiga.Wisatawan.Jadi.Tersangka http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22010730/KPAI.Lindungi.Anak.anak.Tersangka.Perbudakan Mon , 06 May 2013 22:01:07 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/1952533-budak-kpai-t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Anak-anak tersangka kasus perbudakan terintimidasi. KPAI menyediakan rumah berlindung atau safe house bagi anak-anak Yuki Irawan. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22010730/KPAI.Lindungi.Anak.anak.Tersangka.Perbudakan">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/22010730/KPAI.Lindungi.Anakanak.Tersangka.Perbudakan http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21550374/Kapolsek.Sepatan.Bantah.Ada.Upeti Mon , 06 May 2013 21:55:03 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/1119141-lks--suasana-pabrik-kuali-yang-terduga-melakukan-praktek-perbudakan--t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Kapolsek Sepatan Ajun Komisaris Sunaryo, membantah mendapat upeti dari pihaknya YI alias Yuki 41, pengusaha kuali yang memperbudak 34 buruh. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21550374/Kapolsek.Sepatan.Bantah.Ada.Upeti">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21550374/Kapolsek.Sepatan.Bantah.Ada.Upeti http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21223491/Tepati.Janji..Malam.malam.Jokowi.ke.Kampung.Pulo Mon , 06 May 2013 21:22:34 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/2114052-jokowi-ke-lokasi-kebakaran-kampung-pulo-t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menepati janjinya mengunjungi lokasi kebakaran di Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jaktim, Senin malam. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21223491/Tepati.Janji..Malam.malam.Jokowi.ke.Kampung.Pulo">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21223491/Tepati.Janji..Malammalam.Jokowi.ke.Kampung.Pulo http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21121390/Komnas.PA.Jokowi.Salah.Sasaran.Tetapkan.Wilayah.Ramah.Anak Mon , 06 May 2013 21:12:13 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/1009259-jokowi-camat-t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Rencana Gubernur DKI Joko Widodo menjadikan Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat sebagai wilayah ramah anak dinilai salah sasaran. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21121390/Komnas.PA.Jokowi.Salah.Sasaran.Tetapkan.Wilayah.Ramah.Anak">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21121390/Komnas.PA.Jokowi.Salah.Sasaran.Tetapkan.Wilayah.Ramah.Anak http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21000742/Ondel.ondel.dan.Batik.Rasa.Jepang Mon , 06 May 2013 21:00:07 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/2100061-20130506dia1kurumie.jpg-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Ondel-ondel dan kain batik menjadi salah satu motif karya kurumie yang dipamerkan di Japan Foundation, di Gedung Summitmas, Jakarta. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21000742/Ondel.ondel.dan.Batik.Rasa.Jepang">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/21000742/Ondelondel.dan.Batik.Rasa.Jepang http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20542041/Keluarga.Tersangka.Perbudakan.Minta.Perlindungan.KPAI. Mon , 06 May 2013 20:54:20 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/1952533-budak-kpai-t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Keluarga tersangka penyekapan buruh pada Senin 6/5/2013 petang mendatangi Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI untuk meminta perlindungan. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20542041/Keluarga.Tersangka.Perbudakan.Minta.Perlindungan.KPAI.">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20542041/Keluarga.Tersangka.Perbudakan.Minta.Perlindungan.KPAI. http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20540457/Diduga.Kuat..Aparat.Membekingi Mon , 06 May 2013 20:54:04 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/05/1958114-lks-tempat-perbudakan-buruh-t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Anggota Komisi IX DPR RI, Zuber Safawi, meminta penegak hukum tidak hanya menindak pengusaha panci CV Cahaya Logam, Tangerang. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20540457/Diduga.Kuat..Aparat.Membekingi">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20540457/Diduga.Kuat..Aparat.Membekingi http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20481799/Anak.anak.Korban.Kebakaran.itu.Tak.Belajar.Hadapi.UN.SD Mon , 06 May 2013 20:48:17 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/06/1058087-set-kebakaran-kampung-pulo--t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90"> <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20481799/Anak.anak.Korban.Kebakaran.itu.Tak.Belajar.Hadapi.UN.SD">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20481799/Anakanak.Korban.Kebakaran.itu.Tak.Belajar.Hadapi.UN.SD http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20460678/Tak.Terlibat..Polisi.Pulangkan.Istri.Tersangka.Teroris.Mampang Mon , 06 May 2013 20:46:06 UTC+0700Polisi telah memulangkan Syarifa, istri terduga teroris Sefa Riano yang menempati rumah kontrakan di Jalan Bangka 2F, Pela Mampang, Jaksel. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20460678/Tak.Terlibat..Polisi.Pulangkan.Istri.Tersangka.Teroris.Mampang">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/20460678/Tak.Terlibat..Polisi.Pulangkan.Istri.Tersangka.Teroris.Mampang http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2032466/Dua.Oknum.Aparat.Sering.Dapat.Uang.Bensin.dari.Bos.Perbudakan Mon , 06 May 2013 20:32:46 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/04/1602526-perbudakan-tangerang-t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Dua oknum anggota Polisi dan TNI berinisial HS dan S diketahui sering menerima uang bensin dari tersangka kasus perbudakan. <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2032466/Dua.Oknum.Aparat.Sering.Dapat.Uang.Bensin.dari.Bos.Perbudakan">[...]</a> http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/05/06/2032466/Dua.Oknum.Aparat.Sering.Dapat.Uang.Bensin.dari.Bos.Perbudakan


00.54 | 0 komentar | Read More
Techie Blogger Techie Blogger